Connect with us

Oh! Media

Lalai Dengan Dunia & Berpaling Dari Agama

Umum

Lalai Dengan Dunia & Berpaling Dari Agama

Musibah terbesar yang menimpa diri seseorang adalah lalai dari petunjuk dan berpaling dari jalan agama kerana mengikuti hawa nafsu dan mengutamakan kehidupan dunia. Musibah ini akan mematikan hati dan menghancurkan badan. Sehingga tepatlah jika Allah banyak mencela orang-orang yang lalai, menyebut mereka dengan sifat-sifat buruk dan mengancam dengan siksa yang dahsyat.

ADVERTISEMENT

Firman Allah :
إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (Yunus: 7-8)

Firman Allah :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sama seperti binatang bahkan mereka lebih sesat lagi dari binatang. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-a’raf: 179)

Orang-orang lalai lebih sesat daripada binatang ternak. Nerakalah balasan atas kelalaian mereka, dan neraka itu seburuk-buruk tempat tinggal. Hal itu disebabkan, mereka membatasi tujuan hidup mereka hanya pada makan, minum, dan berseronok. Mereka hanyut dalam hawa nafsu dan menikmati syahwat. Mereka lalai dari mematuhi perintah pencipta langit dan bumi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Telinga mereka tuli dari mendengarkan kebenaran. Telinga hanya digunakan untuk mendengar muzik, lagu dan hiburan. Tidak ada masa untuk mendengar isi kandungan Al-Quran dan kitab-kitab agama.

Mata mereka buta dari mengambil pengajaran. Mata hanya untuk melihat perkara lagha dan haram. Tidak ada masa matanya untuk melihat wajah orang alim dan perkara yang mengingatkan hari akhirat.

Hati mereka pula lengah dari melihat kebenaran. Hanya memikirkan bagaimana mendapatkan duit, bagaimana mahu lebih senang dan kaya. Tidak langsung menggunakan hati untuk memikirkan nasib diri yang tidak ada amal solih, tidak menggunakan hati memikirkan kekurangan dan kesilapan serta dosa yang sudah terlalu banyak dilakukan.

Peringatan-peringatan tidak diindahkan. Mereka hanyut dalam kesenangan dan kelalaian. Angan-angan mereka terlalu panjang sehingga melalaikan dari ketaatan dan tidak ada ada kesudahannya melainkan bertemu dengan kesesatan yang nyata. Lalu datang siksa Allah secara tiba-tiba ketika mereka lalai dalam seronok dan dosa.

Firman Allah :
وَكَمْ مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا فَجَاءَهَا بَأْسُنَا بَيَاتًا أَوْ هُمْ قَائِلُونَ * فَمَا كَانَ دَعْوَاهُمْ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا إِلَّا أَنْ قَالُوا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ
“Betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk) nya di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari. Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” (Al-A’raf: 4-5)

Terkadang hati mereka mengakui melakukan dosa tapi tidak segera bertaubat.

Firman Allah yang ertinya:
“Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan syaitan pun menampakkan kepada mereka keelokkan apa yang selalu mereka kerjakan. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka sehingga apabila mereka sedang bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka lalu Kami siksa mereka dengan tanpa disangka-sangka, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”  (Al-An’am: 43-45)

Di antara fenomena kerasnya hati dan lalai dari mendekatkan diri kepada Tuhan ialah manusia tidak menghiraukan peringatan Allah dalam Kitabnya dan terus-menerus berbuat dosa di sepanjang waktu, baik siang atau malam. Kebanyakan mereka terus melakukan perbuatan yang mendatangkan kemurkaan-Nya.

Riba yang Allah nyatakan perang terhadap pelakunya marak dilakukan dan menjadi satu sistem yang tidak mungkin lepas dari perekonomian mereka.

Begitu juga urusan solat. Banyak orang secara terang-terangan meninggalkannya. Sukan lebih penting dari solat. Kononnya bersukan memberi kesihatan kepada mereka. Mereka lupa meninggalkan solat akan diazab dengan bakaran api neraka. Kesihatan apakah yang mereka perolehi sebenarnya kalau tubuh badan hancur lebur dibaham olih api diakhirat nanti?

Hiburan jauh lebih disukai dari solat. Kalau bertembung hiburan dengan solat maka hiburan didulukan. Kemudian sibuk mengaku sebagai umat islam. Padahal solat adalah rukun agama. Tanpa solat seorang itu adalah tidak beragama.

Dalam urusan harta, kebanyakan orang enggan mengeluarkan sebagian dari rezki yang telah Allah anugerahkan untuk zakat, infak dan sedekah. Mereka lebih suka menghabiskan harta untuk menuruti syahwat haramnya. Bangga menjadi kaya dalam masa yang sama menjadi musuh Allah yang paling nyata.

Berapa banyak rumah-rumah kaum muslimin yang diisi dengan patung, lukisan dan film-film yang menjijikkan. Suara muzik dan nyanyian yang menjauhkan malaikat rahmat dari memasukinya. Kaum wanitanya, terbiasa keluar rumah dalam seolah telanjang mendedahkan auratnya. Dan masih banyak lagi kemungkaran-kemungkaran lainnya yang dipertontonkan di tengah masyarakat yang mengaku Islam ini.

Firman Allah:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ أَوَلَمْ يَهْدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ أَهْلِهَا أَنْ لَوْ نَشَاءُ أَصَبْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَنَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkat dari langit dan bumi tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sedang meninggi naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang rugi. Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahawa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka sebab dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?” (Al-A’raf: 96-100)

Sungguh tidaklah Allah menyiksa suatu kaum melainkan saat mereka lalai dan tersesat. Mereka tertipu dengan kenikmatan-kenikmatan duniawi yang diperolehnya. Maka jika engkau lihat Allah memberikan dunia melimpah kepada manusia di atas kemaksiatan terhadap-Nya, ketahuilah, Allah sedang ingin menarik mereka kepada kebinasaan secara berlahan-lahan dengan cara yang tidak mereka ketahui.

Maksud firman Allah:
“Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.” (Al-A’raf: 183)

Kesengajaan melakukan kesalahan, terang-terangan melakukan kemaksiatan, mengulang-ulang perbuatan dosa, dan meremehkan ancaman Allah merupakan kezaliman di atas kezaliman. Kerananya Allah menyiapkan hukuman berat atas dosa besar ini sehingga mengharamkan ampunan-Nya atas mereka.

Firman Allah :
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang” Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (Al-Nisa’: 18)

Allah menyamakan orang yang terus-menerus melakukan dosa sehingga kematian menjemput dan orang yang tetap degil sampai datangnya kematian dengan ditiadakan taubat dari mereka.

Dalam hadith sahih disebutkan, “Setiap umatku dimaafkan (kesalahannya) kecuali al-mujahirun.” Yakni orang yang berbangga dengan kemaksiatannya dan tidak lekas bertaubat dengan meninggakan dosa.

Bersungguh-sungguhlah dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya. Hindari sikap berbangga dengan maksiat dan jangan terus-menerus mengerjakannya. Jangan remehkan ancaman Allah dan siksa-Nya. Sungguh semua itu adalah sebab datangnya kebinasaan. Jika kamu tergelincir kepada kesalahan segeralah menyesal dan bertaubat sebelum tertutup peluang. Sesungguhnya setiap anak Adam (manusia) pastilah berbuat salah, namun sebaik-baik mereka yang berbuat salah adalah mereka yang segera bertaubat.

Wallahua’lam

+ Ustaz Azhar Idrus (Original)

Comments

Lagi dalam kategori Umum

Ke Atas