Connect with us

Oh! Media

Dirimu dan Hartamu Milik Ayahmu!

Umum

Dirimu dan Hartamu Milik Ayahmu!

Dari Jabir bin Abdillah, ada seorang berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki harta dan anak namun ayahku ingin mengambil habis hartaku.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Engkau dan semua hartamu adalah milik ayahmu.” (H.R. Ibnu Majah, no. 2291)

ADVERTISEMENT

Terdapat satu riwayat lain yang panjang berkaitan dengan hal ini.

Dari Jabir r.a meriwayatkan, ada laki-laki yang datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan melapor. Dia berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku ingin mengambil hartaku.” “Pergilah engkau membawa ayahmu ke sini”, perintah beliau.

Bersamaan dengan itu Jibril turun menyampaikan salam dan pesan Allah kepada beliau. Jibril berkata: “Ya Muhammad, Allah ‘Azza wa Jalla mengucapkan salam kepadamu, dan berpesan kepadamu, kalau orang tua itu datang, engkau harus menanyakan apa-apa yang dikatakan dalam hatinya yang tidak didengarkan oleh teliganya.

Ketika orang tua itu tiba, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bertanya kepadanya: “Mengapa anakmu mengadukanmu? Apakah benar engkau ingin mengambil wangnya?” Lelaki tua itu menjawab: “Tanyakan saja kepadanya ya Rasulullah, bukankah saya menafkahkan wang itu untuk beberapa orang saudara ayahnya atau saudara ibunya, atau untuk keperluan saya sendiri?” Rasulullah bersabda lagi: “Lupakanlah hal itu. Sekarang ceritakanlah kepadaku apa yang engkau katakan di dalam hatimu dan tak pernah didengar oleh telingamu!”

Maka wajah tua lelaki itu tiba-tiba menjadi cerah dan tampak bahagia, dia berkata: “Demi Allah, ya Rasulullah, dengan ini Allah swt berkenan menambah kuat keimananku dengan kerasulanmu. Memang saya pernah menangisi nasib malangku dan kedua telingaku tak pernah mendengarnya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Katakanlah, aku ingin mendengarnya.”

Orang tua itu berkata dengan sedih dan airmata yang berlinang: “Saya mengatakan kepadanya kata-kata ini: ‘Aku mengasuhmu sejak bayi dan memeliharamu waktu muda. Semua hasil jerih-payahku kau minum dan kau reguk puas. Bila kau sakit di malam hari, hatiku gundah dan gelisah, lantaran sakit dan deritamu, aku tak bisa tidur dan resah, bagai akulah yang sakit, bukan kau yang menderita. Lalu airmataku berlinang-linang dan meluncur deras. Hatiku takut engkau disambar maut, padahal aku tahu ajal pasti akan datang. Setelah engkau dewasa, dan mencapai apa yang kau cita-citakan, kau balas aku dengan kekerasan, kekasaran dan kekejaman, seolah kaulah pemberi kenikmatan dan keutamaan. Sayang…, kau tak mampu penuhi hak ayahmu, kau perlakukan daku seperti tetangga jauhmu. Engkau selalu menyalahkan dan membentakku, seolah-olah kebenaran selalu menempel pada dirimu, seakan-akan kesejukan bagi orang-orang yang benar sudah dipasrahkan.’

Selanjutnya Jabir berkata: “Pada saat itu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam langsung memegang hujung baju pada leher anak itu seraya berkata: “Engkau dan hartamu milik ayahmu!” (H.R. At-Thabarani dalam “As-Saghir” dan Al-Ausath)

Comments

Lagi dalam kategori Umum

Ke Atas