Connect with us

Oh! Media

Kata-kata Abu Jahal Akan Keperibadian Rasulullah SAW

Umum

Kata-kata Abu Jahal Akan Keperibadian Rasulullah SAW

Al-Masur bin Mukhramah, anak buah Abu Jahal, anak dari saudara perempuannya; bertanya kepada Abu Jahal tentang sifat peribadi Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai pakcikku, apakah kalian menuduh Muhammad itu berdusta sebelum dia mengatakan apa yang dia katakan sekarang ini (yakni risalah kenabian)?”

ADVERTISEMENT

“Wahai anak saudaraku, demi Allah! Sungguh sewaktu Muhammad masih seorang pemuda, dia digelari al-Amin (yang dipercayai) di tengah-tengah kami. Kami sama sekali tak pernah mencuba menyebutnya berdusta”, kata Abu Jahal.

Anak saudaranya kembali bertanya: “Wahai pakcik, mengapa kalian tidak mengikutinya?”

Abu Jahal menjawab: “Wahai anak saudaraku, kami dan Bani Hasyim selalu bersaing dalam hal kemuliaan. Jika mereka memberi makanan, kami juga memberi makanan. Jika mereka menjamu dengan minuman, kami juga demikian. Jika mereka memberi perlindungan, kami juga melakukannya. Hingga kami sama-sama duduk di atas haiwan tunggangan untuk berperang, kami (dan Bani Hasyim) sama dalam kemuliaan. Kemudian mereka mengatakan: Di kalangan kami ada seorang Nabi (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam). Bagaimana kabilahku dapat menyamai kemuliaan ini?”


Inilah alasan Abu Jahal menolak beriman. Bukan kerana Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu berdusta, tetapi yang menghalanginya adalah kesombongan. Jika dia beriman, bererti kabilahnya telah kalah dalam kemuliaan dengan Bani Hasyim. Dan di zaman sekarang, alasan ini pula yang menjadi latar belakang seseorang menolak kebenaran.

Di hari Perang Badar, al-Akhnas bin Syuraiq bertanya kepada Abu Jahal: “Wahai Abul Hakam (sebutan Abu Jahal di tengah kafir Quraisy), beritahu aku tentang Muhammad. Apakah dia orang yang jujur atau pendusta? Kerana di sini tak ada seorang Quraisy pun selain aku dan engkau yang mendengar pembicaraan kita.”

Abu Jahal menjawab: “Celaka engkau! Demi Allah, sungguh Muhammad itu seorang yang jujur. Dia sama sekali tak pernah berbohong.” (Ibnul Qayyim, Hidayatul Hayara, Hal: 50-51)

Dinukil dari kitab Wa Syahida Syahidun min Ahliha oleh Raghib as-Sirjani.

+ Kisah Muslim
+ Baca Respon Pembaca di Facebook Oh! Media

Comments

Lagi dalam kategori Umum

Ke Atas